Filsafat Pendidikan
Selasa, 25 September 2018
Allah
merupakan pencipta segalanya, demikian dengan Ilmu Pengetahuan, dengan
terciptanya Ilmu Pengetahuan yaitu yang bertujuan untuk memudahkan segala
urusan manusia. Manusia merupakan makhluk yang memerlukan ilmu. Ilmu merupakan
segala hal yang dipelajari oleh manusia demi menghadapi manifestasi/realita
yang ada. Manusia merupakan makhlus social yang sejatinya memerlukan orang
lain. Cara berilmu manusiapun berdasarkan konteks social tersebut yaitu dengan
bersosialisasi sesama manusia maka akan mendapatkan ilmu baru atau bisa
dinamakan berilmu.
Banyak
berkembangnya ilmu-ilmu baru yang juga diciptakan oleh manusia itu sendiri.
Seperti teori-teori yang telah diciptakan oleh manusia. Tetapi sejatinya teori
yang diciptakan manusia tidak ada yang mutlak karena manusia memiliki
keterbatasan-keterbatasan tertentu yang tidak dapat dihadapi manusia.
Manusia
merupakan makhluk berakal. Manusia memiliki otak dan akal sedangkan makhluk
lain tidak. Seperti contoh makhluk lain yaitu hewan, hewan memiliki otak tetapi
tidak memiliki akal. Dengan demikian manusia merupakan makhluk istimewa dari
makhluk lainnya.
Akal
merupakan suatu rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan
yang salah dan yang benar. Akal memiliki sifat terikat. Sedangkan hati
merupakan tempat menyimpan rasa/perasaan. Akal dan Hati merupakan dua
alat berfikir. Yang satu berfikir melalui logika rasio dan yang satu lagi
berfikir melalui logika rasa, yang satu memilah salah dan benar sementara yang
satu lagi memilah baik dan buruk. Dua-duanya merupakan alat dan sumber epistem
pengetahuan. Yang tentu saja di samping alat Indra kita sebagai alat untuk
menangkap realitas yang seterusnya ditafsir ulang oleh akal dan hati. Keterbatasan
fisik seseorang tidak berarti juga membatasi akal dan hatinya.
Dipandang dari sudut filsafat ilmu
terbentuk karena manusia berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Serta ilmu merupakan suatu hal yang ilmiah karena apa adanya.
Trisca
Camelia
7C